Senin, 02 Juni 2014

Aku ingin bermimpi denganmu.

Aku ingin memilikimu.
Aku ingin wajahmu ada disampingku saat terbangun nanti, aku ingin membuatkan ukiran untukmu, dengan setiap  tetes darah yang rela terjatuh demi kesempurnaannya. Aku ingin melukismu di langit kamarku, memenuhi dindingku dengan kanvasmu dan penuhi lantaiku dengan tumpahan cat untuk wajahmu. Aku ingin memukaumu, menggantikanmu dengan untaian kata indah dengan berbagai nada yang tak pernah sempat dikatakan burung saat meninggalkan pohon untuk bersetubuh dengan langit, untuk menuliskan indahmu.
Aku ingin memilikimu.

Sekejap ini hanyalah aku, tapi biarlah hanya aku yang akan mengindahkan dirimu, memenuhi singgasana pemuja dengan karyaku, dengan hal yang terindah untuk lensa mataku, ya, kamu.

Aku ingin melakukan segalanya denganmu.
Mengindahkan dirimu sepenuhnya, dengan segala mimpi yang aku ukirkan diatas angan-angan indah berhiaskan momen-momen yang memukau manusia. Dengan segala coretan tinta di atas kertas bernama kehidupan, dengan sebuah pisau yang membentuk masa depan aku, dan pujaanku.

Saat ini hanyalah sebuah angan-angan mimpi.
Karena manusia diajarkan untuk bermimpi, dan tidak bisa disalahkan untuk bermimpi.
Karena aku ingin bermimpi denganmu.
Dan pada saatnya aku tidak ingin bermimpi lagi, untuk tertidur lagi.

Karena pada saatnya nanti, kamu ada disana dan mengingatkan aku.
Bahwa saat itu, realita lebih indah dari mimpi.

Saat ini, biarkan aku bermimpi, dan berdoa untuk bertemu denganmu disana.
Selamat tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar