Minggu, 16 November 2014

Menari.

Semuanya bagaikan lagu
Hari-hari pun berlalu bagaikan sebuah lantunan irama,
membuai, terlena, terpaku, tertawa, tanpa bisa melawan
akhirnya kamu pun menyanyikannya
dan ikut menari bersamanya.

Semuanya bagaikan kesatuan melodi
bagaikan semua notasi balok yang dituliskan di atas bercarik-carik kertas
tertulis hingga binasa, terlantun berirama senada
banyak tertulis, sedikit terasa.
Semua terlalu cepat untuk dirasakan,
terlalu banyak untuk dituliskan.
akhirnya kamu pun melantunkannya
dan ikut menari bersamanya.

Semuanya bagaikan ketukan berima,
dasar, hanya sesuatu yang tidak berbeda dari apa yang kita punya
sesuatu yang tertangkap telinga untuk menyatukan sebuah melodi
hanya semua berdasar yang ada dari segala lantunan kata
tapi tetap bisa mengikutinya,
tetap ikut menari bersamanya.

Tapi tidak bagaikan belenggu.
tidak memiliki apa pun untuk dibelenggu.
Kamu tidak perlu memiliki hal untuk dibelenggu.
Kamu hanya mengikuti aliran lagu.
Kamu hanya ikut menari bersamanya.
Dan kamu tidak bisa menari jika dibelenggu.

Semuanya bagaikan lagu.
Mencintalah seperti itu.
Tidak perlu memikirkan alunan yang tepat,
kata-kata yang indah,
notasi yang senada,
apapun yang berima, kamu mengikutinya.
Tidak perlu memikirkan yang terbaik,
tidak ada salah dan yang benar,
kamu tidak perlu memilih,
karena suatu saatnya nanti kamu tidak akan memilih.
Kamu hanya akan menari,
Karena kamu pikir, Dia lah lantunan nada yang tepat bagimu.

Selasa, 04 November 2014

Bulan.

Malam ini semampai seruan rembulan yang hanya bisa menatap tanpa bisa bertemu
kata-kata rembulan yang bisa berseru tanpa bisa menyatu.
seakan terakhir tersenyum karena bersatu akan tahu,
memanggil manggil teman yang berjalan lalu.

Gelap ini seakan bulan tak tahu malu,
menunjukkan wajahnya yang putih merona,
bagaikan benalu, terus menyapa temannya yang lalu, mengikuti kemana dia berlalu.
mengangkat angin yang dingin berlalu,
berseru agar ombak terus berpacu.

Bulan, tak pernah terlihat sedih.
seperti berteman dengan bintang, walau jaraknya membuat kata tak terdengar,
selalu berteman dengan matahari, walau terkadang orang lihat tidak dia,
seperti berteman dengan awan, walau egonya awan, menghilang.

Tapi bulan, berteman denganmu.
selalu setia, pada waktu yang sama, akan menemanimu lagi.
sekedar hanya ada, untuk membuat kamu tidak sendiri.

Ia, berteman dengan gelapnya malam.
Mencinta gelapnya hitam, atau hitamnya malam.
menemukan kelegaan, kenyamanan, atas penerimaan malam,
membagi sesuatu,
berteman, dengan ia yang menakuti malam.

Rembulan, malam ini membiarkan dirinya dikagumiku.
Walau hanya sedikit waktu, dibanding saat dirinya mengagumi matahari.
tak menahan diri, memperlihatkan indahnya kecantikan,
sama cantiknya dengan bulan-bulan lainnya.
sama indahnya, dengan setiap waktu.
selalu sama, saat aku merasakan hal yang berbeda.

Bulan, jadilah temanku malam ini.
dan biarkan aku mempersilahkan cahayamu menunjukkan kemana harusnya aku berada,
menunjukkan kemana jalan pulang,
jalan pulang, dimana hangatnya terasa.
dan aku akan tertidur,
dan berdoa apa yang aku inginkan selama ini.

Bulan, bersinarlah. Dan pada saat kau utuh, aku ingin menghabiskan waktu bersama.
Tidak akan terikat tali yang bisu,
kita, akan membiarkan gelap, bertamu bisu.