Jumat, 20 Februari 2015

Cermin.

Hujan turun perlahan
Bumi menjerit kesakitan.
Tapi turunnya berbekas lega
memberi wewangian pada dunia

"halo teman, duniaku kini kebasahan"


Aku bukanlah ada,
duniaku, membuat aku ada.
duniamu, mungkin tak ada aku.
itu duniamu, duniaku tentu beda.

aku beranggapan kamu ada.
kamu diduniaku, aku ada.
kamu boleh ada, tolong pintaku.
jadi, kita berpisah antara apa?

kamu ada, karena mata yang ada.
tetapi, hati dibuat untuk merasa.
kamu tahu, gelisahmu membuat hal yang sama?
duniaku, duniamu, apa bedanya?
kita melihat hal yang sama.

kita melihat air hujan, di mata mereka.

Aku, berada dimana-mana.
mata mereka, duniaku yang sama.
kalau aku adalah kamu,
maka kita merasa yang sama.

tolong, jangan menangis.
karena begitu, tetesan itu terasa hangat.
karena itu, kita nyata.
walau kita tak bersuara.

kalaupun kamu dan aku tak ada.
melihatmu pun aku tahu.
hujan di matamu nyata.

"halo teman di balik kaca, duniaku pula kebasahan"