Jumat, 02 Mei 2014

Mengapa penulis menulis

Untuk apa kalian menulis?

Mencatat sesuatu di tengah mata kuliah yang tidak dimengerti, mencatat hal-hal penting dalam pekerjaan di sebuah notebook kecil bercover merah pekat, yang mungkin kau buka untuk mengingatnya sewaktu-waktu? Untuk apa sebenarnya kalian menulis?

Pernahkah kalian berpikir, bahwa sesuatu lebih mudah diingat atau kalian ingat kembali jika kalian melihat bentuk penampakan aslinya? seperti saat akan membeli barang, lebih mudahkah kalian mengingatnya dengan membawa fotonya daripada kalian menuliskan deskripsi benda tersebut pada suatu kertas untuk kalian jelaskan kembali kepada sang penjaga toko, atau kalian imajinasikan kembali bentuk benda tersebut dalam pikiran? Bukankah lebih baik mengambil foto akan catatan penting dalam suatu mata kuliah, daripada mengeluarkan tenaga lebih untuk menulis hal-hal yang ingin diingat dengan resiko tertinggal dalam mata kuliah tersebut? Bukankah sekarang manusia lebih mengandalkan matanya daripada otaknya?
"Sekarang, orang lebih mementingkan bagaimana cara mengisi perut, memuaskan mata, daripada mengisi otak"-Anonymous
Jadi, untuk apa sebenarnya saya menulis?

Penulis, menurutku adalah orang yang sangat suka berimajinasi. Imajinasi mereka bebas, sehingga mereka dapat menuliskan suatu cerita, suatu frasa, hingga nantinya pembaca dari frasa tersebut akan dapat mengartikannya dengan imajinasi mereka sendiri, bagaikan menggambarkan sesosok manusia yang sangat indah, diartikan dengan rambut yang gemulai, mata yang sayu, bibir yang merona, pipi yang gempal, dan sebagainya. Sedangkan pada sisi pandang lain, manusia indah berrambut ikal, mata yang jernih, pipi cekung, dengan bibir yang tipis setipis sebuah untaian halus yang diuntai Tuhan demi mengartikan keindahan itu sendiri. Semua itu bisa dilakukan penulis dengan hanya menulis sebuah tulisan 'manusia indah'. Dan pentingnya semua itu tanpa keluar dari koridornya, tanpa keluar dari tulisan frasa sang penulis.

Aku, kamu, kita adalah seorang penulis. Aku, menulis untuk menyimpan memori akan sesuatu. Aku menulis untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa sebenarnya hal seperti 'itu' adalah hal yang pernah terjadi. Untuk mengingatkan bagaimana emosionalnya situasi saat itu, betapa sedih, senang, marah, kesal, dan emosi lainnya yang dikeluarkan pada saat momen itu.  Aku, menulis untuk mengenang hal yang indah, siapapun yang ada pada saat itu, apapun yang terjadi saat itu, benda apa yang ada pada saat itu, semua bisa kuingat dengan aku menuliskannya pada saat momen itu terjadi, dan akan kuingat suatu saat bahwa hal seindah itu bisa terjadi. Semuanya, bisa diingat dengan membebaskan imajinasi, dengan menggunakan karunia Tuhan yang disebut otak,akal, dan imajinasi. Dan satu hal, tanpa keluar dari koridor sang penulis.

Pernahkah kalian pada suatu hari pergi ke pemakaman untuk memakamkan seseorang yang sangat kalian sayangi, sangat kalian cintai, dan kalian menyesal karena semasa hidupnya, kalian belum pernah merasa cukup untuk menunjukkan rasa tersebut kepadanya? Emosi yang ada pada saat itu, tangis yang menderu, orang-orang yang merasa tenang, yang merasa sedih, semua ada di dalam sana. Pernahkah kalian merasa ingin ikut menitikkan air mata saat hal itu terjadi, juga saat pasir tumpah ke atas tumpukan kayu di atas jenazah orang yang kalian sayang, saat memori akannya juga akan terkubur di dalamnya? Pernahkah kalian merasa ikut sedih saat kalian melihat foto pemakaman orang, foto kremasi manusia? Tapi Aku sebagai penulis, ingin mengingat momen itu saat manusia dapat menitikkan air mata demi orang tersayang dengan cara menuliskannya dalam ingatan, yang suatu saat kenangan akan hal itu akan terpanggil lagi dengan bantuan sebuah catatan kecil di sebuah situs blog pribadi.

"Reality is cruel. Fantasy, as cruel as you imagine it..."
Realita. Foto, gambar, sebuah rekaman, akan menampilkan hal yang memang ada. Realita. Betapa senangnya saat kalian berulang tahun, diabadikan dalam satu lembar foto yang kalian ambil, dan pada saat kalian ingat kembali, foto itu mengingatkan perasaan bahagia itu. Titik.
Fantasi. Tulisan, kenangan, akan membuat kalian berimajinasi tentang hal itu, sesuai yang kalian inginkan. Fantasi. Betapa senangnya saat kalian menemukan seseorang yang membuat kalian merasa ada, kalian tuliskan dalam sebuah lembaran kertas, lalu pada suatu saat kalian baca kembali, kenangan itu akan terasa lebih manis dari seharusnya, dan lebih pahit dari seharusnya. Semuanya sesuai dengan apa yang kalian inginkan, apa yang kalian imajinasikan.
"Reality is cruel. Fantasy, as cruel as you imagine it. Therefore, words have enormous power besides picture, that's why there is writer" 

P.S: Tulisan ini dibuat demi mengenang kepergian Kakek, Ayahanda, dan Teman tercinta. Agar suatu saat bisa saya kenang karena tulisan ini berdasar untuk dia. Semoga tenang disana, Kakek berhak akan itu setelah berjuang dua tahun ini. Terima kasih momen bersamanya. Terima kasih 'kek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar