Senin, 12 Mei 2014

Ketakutan beralasan.

Diari: 12 Mei 2014

Ini adalah minggu akhir semester 2, minggu minggu dimana mahasiswa *** mulai hectic. Disini, masa depan ditentukan oleh penjurusan yang mana menentukan juga masa depan mahasiswanya. Mereka yang ketakutan, mereka yang sedih dengan hasil sebelumnya, mereka yang panik, dan mereka yang pasrah. Tidak ada yang bahagia secara penuh.

Aku takut, takut dengan kesalahan membuat pilihan. Bukan untuk menentukan masa depan, tapi untuk menentukan masa kini. Aku butuh sesuatu, untuk membuat semua orang yang ingin aku buat bahagia, bahagia. Akankah orangtuaku, orang yang sangat ingin aku banggakan dapat menerima hasil yang aku dapat nantinya? Karena aku ada di ambang batas, batas antara percaya mimpiku atau keluargaku.

Haruskah memilih mimpiku yang sebenarnya belum terealisasi bahkan dengan imajinasi sendiri? ataukah harus menerima sesuatu seperti keluarga baru?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar