Senin, 18 Agustus 2014

Mesin penggerak.

Hari ini,
sehari setelah perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-69,
ternyata aku masih menerima dampak,
dari manusia yang belum merdeka.

Hari ini, tiga hari menuju sebuah acara besar di tempatku berkarya,
Setelah melakukan kegiatan untuk mencipta, lagi-lagi hanya ada hambatan yang ada.
Kekecewaan muncul setelah melihat bahwa karya kami dinodai orang lain.
Sebuah karya berupa sulur yang ditinggali oleh sebuah kepompong yang siap untuk mekar pada waktunya, yang karena ternoda hilang kesempatan untuknya terbang.
mesin penggerak dan cahaya dari karya kami hilang.

Walau hanya sebuah dinamo kecil dan beberapa lampu yang binasa, kekesalan tidak bisa luput dari hari ini.
Masalah terberat bukanlah karena tinggal tiga hari lagi menuju acara,
tapi karena masih ada tiga hari menuju acara.
Bahkan, kupu-kupu kami pun belum bisa dilihat oleh penikmat, orang-orang yang ingin kami sambut kedatangannya dengan karya kami.
Karena ini hanyalah karya seni, sama seperti cinta.
Yang mana jika belum tersampaikan kepada orang yang ditujukan,
esensi dari karyanya hilang.

Aku, hanyalah seekor kepompong yang mengagumi kupu-kupu. Aku seharusnya bisa terbang, tapi mesin penggerakku hilang.
Seharusnya aku tidak terpasang, daripada hanya menjadi sebuah karya usang. 
Kamu, yang merampas mesin penggerakku, sayapku.
Tunjukkan dirimu sekarang, karena ini berarti perang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar